Penelitian terbaru menyarankan agar mengonsumsi produk olahan susu dengan kadar lemak rendah (low fat), seperti smoothie yang dibuat dari yogurt rendah lemak. Tapi jangan juga lupa untuk melengkapinya dengan rutin berolahraga. Kesimpulan ini didapat dari 10 tahun penelitian yang dilakukan terhadap 3.000 responden. Kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Pertama adalah kelompok yang mengonsumsi berbagai jenis produk susu dan kelompok kedua tidak mengonsumsi olahan susu sama sekali. Hasilnya, kelompok pertama memiliki resistensi insulin 70 persen lebih rendah.
Resistensi insulin merupakan suatu kondisi dimana kepekaan hormon insulin mengalami penurunan dan membuat kadar gula darah kita tidak seimbang atau kelebihan gula darah. Umunya obesitas atau kegemukan, ditandai dengan meningkatnya resistensi insulin. “Semua kandungan dalam susu, seperti laktosa, protein, dan lemak berpotensi meningkatkan kadar gula,” ujar Mark A. Pereira, PhD, salah satu peneliti dari Harvard Medical School. Namun gula susu (laktosa) yang diubah menjadi gula darah diproses lebih lambat, sehingga baik untuk mengontrol kadar gula darah dan menurunkan tingkat insulin.
Protein dalam susu akan membantu menjaga kekebalan tubuh kita. Sedangkan kandungan lemaknya akan membuat kita juga merasa terpuaskan. Nikmati juga nutrisi lain dari produk-produk olahan susu yang juga bermanfaat, seperti kalsium, magnesium, dan potasium.
Perangi diabetes dengan :
· Mengonsumsi 2 porsi susu rendah lemak setiap hari. Setiap porsi akan memotong resistensi insuli yang berlebih hingga 20%.
· Lakukan penukaran. Pilihlah produk-produk olahan susu, ketimbang camilan berkarbohidrat tinggi dan rendah serat, seperti minuman bersoda, permen, atau makanan cepat saji.
· Dampingi susu dengan buah, sayur dan gandum utuh. Kita bisa menambahkan potong buah segar di dalam yogurt saat sarapan. Atau melelehkan keju rendah lemak di atas roti gandum utuh.
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar