Sabtu, 23 Oktober 2010

PARAGRAF / ALINEA

Alenia atau paragraf adalah karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan. Dalam membuat alinea yang perlu diperhatikan adalah adanya kesatuan dan kepaduan dari beberapa kalimat. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam alinea membicarakan satu gagasan. Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam alinea saling berkaitan mendukung gagasan tunggal alinea. Alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat.

Karangan singkat yang terdiri atas satu alinea dapat dikembangkan menjadi karangan panjang yang terdiri atas beberapa alinea. Dengan pengembangan itu ide karangan semakin meluas. Demikian peranan alinea dalam membangun karangan.

Syarat- Syarat Alinea

· Adanya Kesatuan

Sebuah alinea dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam alinea membicarakan satu ide pokok. Apabila dalam sebuah alinea terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti alinea tersebut memiliki lebih dari satu ide.

Contoh Alinea :

Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak hanya diajarkan di Indonesia, tetapi juga dimancanegara termasuk Amerika. Pernah terlintas di benak saya, suatu hari nanti mungkin saya akan menjadi guru bahasa Indonesia di Amerika.

Pekerjaan sehari-hari Clinton adlah Presiden Amerika. Jabatan itu diperolehnya melalui perjuangan yang gigih. Clinton termasuk Presiden Amerika yang popular.

Amerika adalah Negara kaya. Di Amerika perkembangan ilmu pengetahuan maju pesat. Di sana, semua bahasa yang besar termasuk bahasa Indonesia dipelajari untuk kepentingan politik Amerika.

· Adanya Kepaduan

Kepaduan kalimat akan terwujud jika aliran kalimat dalam alinea berjalan mulus dan lancer serta logis. Selain dengan repetisi dan kata ganti, kepaduan dapat dijalin dengan kata atau frasa penghubung.

Contoh Alinea :

Salah satu presiden yang unik dan nyentrik di dunia ini adlah Abdurrahman Wahid. Beliau dapat terpilih menjadi presiden walaupun mempunyai penglihatan yang tidak sempurna. Presiden ke-4 Republik Indonesia ini diawal masa jabatannya terlalu sering melakukan kunjungan ke luar negeri sehingga mengundang kritik pedas terutama dari lawan politiknya. Kyai dari Jawa timur ini juga sering mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dan inkonsisten. Akibatnya, mantan ketua PBNU ini sering diminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, Gus Dur tetap pada prinsipnya dan tidak bergening menghadapi semua itu.

Kepaduan dalam kalimat dapat dibangun dengan memperhatikan :

1. Unsur kebahasaan

· Repetisi

Pengulangan kata- kata yang cukup penting atau menjadi topic pembahasan.

· Kata ganti

Kata yang dipakai untuk mengganti subyek pembicara

a. kata ganti orang pertama (I) : aku, saya, ku,

b. kata ganti orang kedua (II) : kamu, mu, kamu sekalian,

c. kata ganti orang ketiga (III) : Anda, Dia, Beliau, mereka, nya.

· Kata transisi : kata yang berada di antara kata ganti dan kata repetisi.

Macam-macam kata transisi :

a. berhubungan dengan pertambahan;

b. berhubungan dengan perbandingan;

c. berhubungan dengan pertentangan;

d. berhubungan dengan tempat;

e. berhubungan dengan tujuan;

f. berhubungan dengan waktu;

g. berhubungan dengan singkatan.

2. Perincian dan urutan isi paragraf :

a. urutan waktu

b. urutan logis

c. urutan ruang

d. urutan proses

e. sudut pandangan/ point of view

Berdasarkan fungsinya, kalimat yang membangun alinea pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua macam, yaitu :

1. Kalimat Topik/kalimat pokok

Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama alinea.

Ciri kalimat topik :

o Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri

o Mengandung permasalahan yang potensial untuk dirinci dan diuraikan lebih lanjut

o Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain

o Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung dan frasa transisi

2. Kalimat Penjelas/kalimat pendukung

Kalimat penjelas adalah kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan atau mendukung ide utama kalimat.

Ciri kalimat penjelas :

o Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti)

o Arti kalimat kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea

o Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung dan frasa transisi

o Isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang bersifat mendukung kalimat topik

Macam – Macam Paragraf

· Menurut posisi kalimat topiknya

1. Paragraf Deduktif

Paragraf dimana kalimat topik ditempatkan pada awal paragraf , lalu menyusul uraian atau rincian permasalahan paragraf.

Contoh :

Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Oleh sebab itu, Indonesia kaya akan hasil laut, antara lain ikan dan mutiara. Selain itu, Indonesia juga kaya akan objek wisata maritim.

2. Paragraf Induktif

Paragraf dimana kalimat topik ditempatkan pada akhir paragraf. Kalimat penjelasan disajikan terlebih dahulu.

Contoh :

Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.

3. Paragraf Deduktif – Induktif

Paragraf dimana kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf.

Contoh :

Buku merupakan sarana utama dalam mencari ilmu. Dengan buku orang bisa mengetahui ilmu dari berbagai belahan dunia. Dari buku pula kita bisa mendapat hiburan dan menambah pengalaman. Jelaslah bahwa buku sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.

4. Paragraf penuh kalimat topik

Paragraf yang mempunyai kalimat-kalimat yang sama pentingnya sehingga tidak satu pun kalimat yang bukan kalimat topik.

Contoh :

Matahari belum tinggi benar. Embun masih tampak berkilauan. Warna bunga menjadi sangat indah diterpa sinar matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai warna terbang dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Angin pun semilir terasa menyejukkan hati.

· Menurut Sifat Isinya

1. Paragraf Persuatif

Paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca.

Ciri-cirinya : adanya ajakan atau bujukan untuk berbuat sesuatu.

Contoh :

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.

2. Paragraf Argumentatif

Paragraf yang membahas suatu masalah dengan bukti-bukti atau alas an yang mendukung..

Ciri-cirinya : ada pendapat dan ada alasan.

Contoh :

Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola jempol.

3. Paragraf Naratif

Paragraf yang menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.

Ciri-cirinya : ada kejadian, ada pelaku dan ada waktu kejadian.

Contohnya :

Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta.

4. Paragraf Deskriptif

Paragraf yang melukiskan atau memerikan sesuatu.

Ciri-cirinya : ada objek yang digambarkan.

Contoh :

Gadis kecil itu. Ia selalu memandangi lautan yang biru. Gulungan riak-riak kecil tak membuatnya bergeming. Hembusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya beralih dari laut. Air pantai terus menyapu lembut kulit kakinya. Deburan suara ombak mengisiki telinganya. Hari itu langit tak berawan. Ia terus memandangi laut. Laut yang semakin biru sampai ambang cakrawala. Ia memandangi nelayan yang tengah menepi. Memandangi pulau kecil nan jauh diseberang sana. Ia benci laut ! gadis itu benci laut, karena disanalah kedua orang tuanya meninggal.

5. Paragraf Ekspositoris

Paragraf yang memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu.

Ciri-cirinya : adanya informasi.

Contoh :

Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan oksigen ,urni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.

Sumber :

Finoza, Lamuddin.2008.Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa NonJurusan Bahasa.Jakarta : Diksi Insan Mulia.

http://main.man3malang.com/download//Pelajaran/Sastra_%28Indonesia,_Arab,_Inggris_dll%29/BI-pargrafpersuasif.pdf

http://kafeilmu.co.cc/2010/10/pengertian-paragraf-eksposisi-beserta-contoh

Selasa, 19 Oktober 2010

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Sehingga dalam penyampaian pesan dapat diterima dengan baik dan lebih mudah dimengerti..

Untuk mendapatkan kalimat yang efektif harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :

  • Keterpaduan

Yang dimaksud dengan keterpaduan (koherensi) adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Yang termasuk unsure pembentuk kalimat adalah kata, frasa, klausa, tanda baca, dan fungsi sintaks S-O-P-Pel-Ket.

Beberapa kriteria yang harus diperhatikan :

1. Kalimat tidak bertele-tele harus sistematis.

2. Kalimat yang padu menggunakan pola aspek –agen-verbal atau aspek-verbal-pasien.

· Surat itu sudah saya baca.

· Saya sudah membaca surat itu.

3. Diantara predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata daripada/ tentang.

· Buku itu menceritakan tentang raja-raja.

Contoh kalimat yang koheren :

o Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.

o Saya sudah menyarankan kepada mereka untuk merivisi anggaran proyek ini.

o Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.

Contoh kalimat yang tidak koheren :

o Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.( Tidak memiliki subyek yang jelas)

o Yang saya sudah sarankan kepada mereka adalah merevisi anggaran itu proyek.(Terdapat kesalahan pada pemakaian kata dan frasa)

o Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. (unsure S-P-O tidak berkaitan erat)

  • Kepararelan

Yang dimaksud dengan kepararelan (kesejajaran) adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai didalam kalimat. Misalnya jika unsure pertama menggunakan verba, maka unsur kedua dan seterusnya juga harus menggunakan verba.

Contoh kalimat yang memiliki kesejajaran :

o Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan catalog, dan pelabelan buku.

o Dalam rapat itu diputuskan tiga hal pokok, yaitu meningkatkan mutu produk, meninggikan frekuensi iklan, dan menggencarkan pemasaran.

Contoh kalimat yang tidak memiliki kesejajaran :

o Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku diberi label.

o Dalam rapat diputuskan tiga hal pokok, yaitu peningkatan mutu produk, memperbanyak waktu penyiaran iklan, dan pemasaran yang lebih gencar.

  • Kehematan

Yang dimaksud dengan kehematan adalah adanya upaya menghindari pemakaian yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak memakai kata-kata mubazir, tidak mengulang subyek, tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak.

Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan :

1. Menghilangkan pengulangan subyek yang sma pada anak kalimat.

· Jika penumpang berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat.

· Jika berbeda namanya dengan tiket, penumpang batal berangkat.

2. Menghilangkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.

Misal: Hari Minggu = Minggu

Warna Putih = Putih

Mobil Freed = Freed

· Pada hari Minggu, ayah baru membeli mobil freed warna putih.

Semua orang mengetahui bahwa Minggu adalah nama hari, jadi tidak perlu ditulis kembali kata hari. Begitu pula dengan mobil dan warna.

3. Menghindarkan kesinoniman kata dalam kalimat.

Contoh kalimat yang hemat :

o Dalam pertemuan yang dihadiri Wakil Gubernur DKI dilakukan perundingan perparkiran.

o Agar Anda dapat memperoleh nilai ujian yang baik, belajarlah sungguh-sungguh.

Contoh kalimat yang tidak hemat :

o Dalam pertemuan yang mana hadir Wakil Gubernur DKI dilakukan suatu perundingan yang membicarakan tentang perparkiran.

o Agar supaya Anda dapat memperoleh nilai ujian yang baik Anda harus belajar dengan sungguh-sungguh.

· Kelogisan

Yang dimaksud dengan kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis dan masuk akal.

Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan :

1. Kalimat aktif dan pasif harus jelas.

2. Subyek dan keterangan harus jelas.

3. Pengantar kalimat dan predikat harus jelas.

4. Induk kalimat dan anak kalimat harus jelas.

5. Subyek tidak ganda.

6. Predikat tidak didahului kata yang.

Contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa :

o Kambing sangat senang bermain hujan. (padahal kambing tergolong binatang antiair)

o Tumpukan uang itu terdiri atas pecahan ribuan, ratusan, sepuluh ribuan, lima puluh ribuan, dua puluh ribuan.(tidak runtut dalam merinci)

· Ketepatan

Yang dimaksud dengan ketepatan adalah kesesuaian/ kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membangun suatu kalimat sehingga terbentuk pengertian yang bulat dan pasti.

Beberapa yang harus diperhatikan :

1. Pemakaian kata harus tepat.

2. Kata berpasangan harus sesuai.

3. Menghindari peniadaan preposisi.

Contoh kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan :

o Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sehingga petang.(salah dalam pemakaian kata sehingga)

o Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Namun demikian, dia…(salah memakai frasa namun demikian)

Contoh kalimat yang memperhatikan faktor ketepatan :

o Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.

o Manajer saya memang orangnya pintar. Dia juga bekerja dengan dedikasi tinggi terhadap perusahaan. Walaupun demikian, dia…

· Kesatuan

Yang dimaksud dengan kesatuan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Dengan satu ide kalimat bias panjang atau pendek, menggabungkan lebih dari satu unsure pilihan, bahkan dapat mempertentangkan unsur pilihan yang satu dan yang lainnya.

Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya :

Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit.(terdapat subjek ganda dalam kalimat tunggal)

Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya :

Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit untuk membangun gedung sekolah baru.

· Kecermatan

Yang dimaksud kecermatan adalah kalimat yang dihasilkan tidak menimbulkan tafsir ganda dan harus tepat diksinya. Prinsip kecermatan berarti cermat dan tepat menggunakan diksi. Agar tercapai kecermatan dan ketepatan diksi, harus memperhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini:

1. Hindari penanggalan awalan

Contoh :

o Saya keberatan jika harus mencantumkan nama ahli bahasa itu pada buku perdana hasil karya sendiri karena berbagai pertimbangan.

o Saya berkeberatan jika harus mencantumkan nama ahli bahasa itu pada buku perdana hasil karya sendiri karena berbagai pertimbangan.

2. Hindari peluluhan bunyi /c/

Contoh :

o Ia menyintai calon istri sehingga menyiptakan puisi terindah sebagai mas kawin di hari pernikahannya.

o Ia mencintai calon istri sehingga menciptakan puisi terindah sebagai mas kawin di hari pernikahannya.

3. Hindari bunyi / s /, / p /, / t /, dan / k / yang tidak luluh

Contoh :

o Tanpa mengesampingkan kodratnya sebagai perempuan, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) berusaha memromosikan, dan mensosialisasikan Undang-Undang Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

o Tanpa mengkesampingkan kodratnya sebagai perempuan, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) berusaha mempromosikan, dan menyosialisasikan Undang-Undang Pencegahan Kekerasan dalam Rumah Tangga.

4. Hindari pemakaian kata ambigu

Contoh :

Saya menerima uang dua puluh lima ribuan. Berapa jumlah yang tepat ?

o Saya menerima uang 25 lembar ribuan. Saya menerima uang Rp 25.000,00.

o Saya menerima uang 20 lembar lima ribuan. saya menerima uang Rp. 100.000,00.

Sumber :

Kuntarto, Ninik M. 2007. Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir. Mitra Wacana Media. Jakarta. 2007

Finoza, Lamuddin.2008.Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa NonJurusan Bahasa.Jakarta : Diksi Insan Mulia.

Kamis, 14 Oktober 2010

KALIMAT DASAR BAHASA INDONESIA

UNSUR UNSUR KALIMAT DASAR

Kalimat adalah tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek dan predikat dan intonasi finalnya menunjukkan tulisan yang sudah dilengkapi dengan makna. Unsur kalimat adalah fungsi sintaks yang terdiri dari subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Kalimat dikatakan sempurna jika minimal memliki unsur Subyek dan Predikat.

Unsur-unsur kalimat yaitu :

  • Subjek

Subjek merupakan bagian kalimat yang menunjukkan pada pelaku, tokoh, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Biasanya subjek diisi oleh kata benda atau frasa nominal, klausa, atau frasa verbal.

Ciri-ciri Subjek :

1. Jawaban atas pertanyaan Apa atau Siapa yang ditujukan kepada predikat.

2. Disertai oleh kata ini, itu dan yang ( ini, itu dan yang merupakan pembatas antara subyek dan predikat.

Contoh :

Ayahku sedang membaca Koran.

Yang berbaju Kemeja kakak saya.

Berjalan kaki menyehatkan badan.

Kata yang bercetak tebal merupakan subjek pada kalimat.

  • Predikat

Predikat merupakan bagian kalimat yang memberi tahu perbuatan apa yang dilakukan oleh subyek, yaitubpelaku/tokoh didalam suatu kalimat. Predikat juga menyatakan sifat/ keadaan subyek.

Ciri-ciri Predikat :

1. Menimbulkan pertanyaan apa atau siapa

2. kata adalah atau ialah

Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Kalimat dengan predikat yang demikian digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat.

3. Dapat disertai kata- kata Aspek atau Modalitas

Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.

Contoh :

Rahma mahasiswi baru.

Kucing kakakku belang tiga.

Putri Indonesia cantik jelita.

Kata yang bercetak tebal merupakan Predikat pada kalimat.

· Objek

Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi predikat. Objek umummnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak objek selalu dibelakang predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya objek yang berawalan me-. Sedangkan Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek.

Ciri-ciri Objek :

1. Objek hanya memiliki tempat dibelakang predikat.

2. Dapat menjadi Subjek kalimat pasif

Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.

3. Didahului kata bahwa

Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

Contoh :

Orang itu menipu adik saya.

Ayahku membeli barang antik.

Kata yang bercetak tebal merupakan objek pada kalimat.

· Pelengkap

Pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Pelengkap terletak dibelakang predikat yang berupa verba. Jenis kata ynag mengisi pelengkap dan objek bias sama yaitu nomina dan frasa nimonal. Antara pelengkap dan objek terdapat perbedaan. Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.

Ciri-ciri Pelengkap :

1. Terletak dibelakang predikat

Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.

2. Hasil jawabannya dari predikat dengan pertanyaan apa.

Contoh :

Pamanku membelikan boneka untuk anaknya.

Mereka membelikan untuk ayahnya sepeda baru.

Kata yang bercetak tebal merupakan pelengkap pada kalimat.

· Keterangan

Keterangan merupakan bagian kalimat yang menerangkan predikat dalam sebuah kalimat. Posisis keterangan boleh diawal, tengah dan akhir kalimat. Pengisi keterangan adalah adverbia, frasa nominal, frasa preposisional, atau klausa.

Contoh :

Anton menjilid makalah kemarin pagi.

Polisi menyelidiki kasus pembunuhan dengan hati-hati.

Karena malas belajar, Chyntya tidak lulus ujian.

Kata yang bercetak tebal merupakan keterangan pada kalimat.

POLA KALIMAT DASAR

Kalimat dasar terdiri atas beberapa struktur kalimat yang dibentuk dengan lima unsur kalimat yaitu S, P, O, Pel, Ket. Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia yaitu :

· Kalimat Dasar berpola S-P

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek dan predikat. Predikat kalimat ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat atau kata bilangan.

Contoh :

Mereka sedang berenang.

S P(kata kerja)

Peserta seminar ini lima puluh orang.

S P( kata bilangan)

· Kalimat Dasar berpola S-P-O

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek, predikat dan objek. Predikat dalam kalimat berpola S-P-O diisi oleh verba transitif yang memerlukan dua pendamping, yakni S disebelah kiri dan O disebelah kanan.

Contoh :

Mereka sedang menyusun penulisan ilmiah.

S P O

Korea Utara telah mematuhi seruan PBB.

S P O

· Kalimat Dasar berpola S-P-Pel

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek, predikat, pelengkap.

Contoh :

Negara kita berlandaskan hukum.

S P Pel

Ayahnya berternak ayam.

S P Pel

· Kalimat Dasar berpola S-P-Ket

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek, predikat dan keterangan.

Contoh :

Sayur-mayur didatangkan dari Bogor dan sekitarnya.

S P Ket

· Kalimat Dasar berpola S-P-O-Pel

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek, predikat, objek dan pelengkap.

Contoh :

Petani menanami sawahnya palawija.

S P O Pel

· Kalimat Dasar berpola S-P-O-Ket

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subyek, predikat, objek dan keterangan.

Contoh :

Mereka memperlakukan saya dengan sopan.

S P O Ket

Saya memasukkan pakaian kedalam lemari.

S P O Ket

Sumber :

http://google.com

http://wikipedia.co.id

Finoza, Lamuddin.2008.Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa NonJurusan Bahasa.Jakarta : Diksi Insan Mulia.

Arifin, E.Zaenal dan S.Amran Tasai.1989.Cermat Berbahasa Indonesia : untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : MSP

Jumat, 08 Oktober 2010

RAGAM BAHASA

Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990).

Faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa :

  • Faktor Budaya atau letak Geografis
  • Faktor Ilmu pengetahuan
  • Faktor Sejarah

Ragam bahasa dapat dibedakan berdasarkan media pengantar (teknik pengungkapan) dan situasi pemakaiannya (fungsi/ruang lingkup).

Berdasarkan media pengantar atau cara berkomunikasi menghasilkan ragam lisan dan tulis. Kedua ragam itu disebut ragam utama karena apapun ragam dan laras bahasa yang dipilih seseorang, harus diwujudkan dalam bentuk lisan atau tulis.

  • Ragam Lisan adalah bahasa yang dihasilkan dari ucapan dengan fonem sebagai unsur dasar.

Ciri- ciri ragam lisan :

    1. Unsur suprasegmental (aksen,nada,tekanan) dan paralingual (gerak-gerik tangan,mata,kepala) memberi efek terhadap komunikasi.
    2. Terikat oleh kondisi,situasi, dan waktu.
    3. Unsur-unsur dramatikal biasanya dinyatakan tidak lengkap.
    4. Adanya lawan bicara.

Contoh :

1. Ayah bilang kita harus pulang.

2. Saya tinggal di Depok.

· Ragam Tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan sebagai unsure dasar.

Ciri- cirri ragam tulisan :

1. Unsur suprasegmental dan paralingual tidak ada sehingga dalam menyusun kalimat harus lebih hati-hati dan cermat.

2. Tidak terikat oleh kondisi,situasi, dan waktu.

3. Unsur-unsur dramatikalnya dinyatakan secara lengkap.

4. Tidak harus ada lawan bicara.

Contoh :

1. Ayah mengatakan bahwa kita harus pulang.

2. Saya bertempat tinggal di Depok.

Perbedaan ragam lisan dan ragam tulis :

1. Ragam lisan menghendaki adanya lawan bicara yang siap mendengar apa yang diucapkan oleh seseorang, sedangkan ragam tulis tidak selalu memerlukan lawan bicara yang siap membaca apa yang ditulis seseorang.

2. Ragam lisan memiliki unsur-unsur fungsi sintaksis seperti subjek, predikat, objek tidak selalu dinyatakan dengan kata-kata. Unsur tersebut dinyatakan dengan isyarat gerak tubuh, mimik muka, atau langsung menunjukkan suatu ojek dengan jari tangan. Sedangkan ragam tulis memiliki fungsi sintaks harus dinyatakan secara eksplisit agar orang yang membaca suatu tulisan,misalnya surat kabar, majalah atau buku.

3. Ragam lisan terikat pada situasi, kondisi, ruang, dan waktu. Sedangkan ragam tulis tidak terikat pada situasi, kondisi, ruang dan waktu.

4. Ragam lisan makna dipengaruhi oleh tinggi rendah dan panjang pendeknya nada suara. Sedangkan ragam tulis makna ditentukan terutama oleh pemakaian tanda baca.

Ragam lisan lebih unggul dari ragam tertulis. Jika seseorang hanya menguasai salah satu ragam, kemampuan berkomunikasai seseorang tersebut belum lengkap.

Keunggulan dan kelemahan berkomunikasi secara lisan dan tulis :

1. Secara lisan contoh kegiatan berbicara, berpidato, berdiskusi, berdebat.

Keunggulan :

    • Berlangsung cepat
    • Sering berlangsung tanpa alat Bantu
    • Kesalahan dapat langsung dikoreksi
    • Dibantu dengan gerak tubuh dan mimic muka

Kelemahan :

· Tidak selalu mempunyai bukti autentik

· Dasar hokum lemah

· Sulit disajikan secara bersih

· Mudah dimanipulasi

  1. Secara tulis contoh kegiatan menulis, menulis laporan, menulis artikel, menulis makalah.

Keunngulan :

· Mempunyai bukti autentik

· Dasar hokum kuat

· Dapat disajikan bersih

· Lebih sulit dimanipulasi

Kelemahan :

· Berlangsung lambat

· Selalu memakai alat Bantu

· Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi

· Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka

Dalam berbahasa lisan didapat kesulitan ketika seseorang ditunjuk menjadi ketua panitia dalam suatu kegiatan yang menuntut dirinya harus memimpin rapat yang serius, menyampaikan kata sambutan atau berpidato. Seseorang yang menghadapi situasi seperti itu biasanya menjadi sibuk untuk bertanya dan meminta tolong untuk diajari kata-kata apa saja yang harus diucapkan dan bagaimana cara agar bahasa yang disampaikan terdengar bagus oleh audience.

Dalam berbahasa tulis didapat kesulitan ketika seseorang harus menulis surat kepada pejabat pemerintah atau kepada suatu organisasi missal menulis surat permohonan, pada saat diminta menulis makalah atau menyusun proposal.

Berdasarkan situasi pemakaianya, bahasa dapat dibagi menjadi : ragam formal, ragam semiformal, ragam nonformal.

Ragam formal digunakan dalam situasi resmi. Ragam formal atau ragam baku yaitu ragam yang mengikuti kaidah atau aturan kebahasaan. Bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk:

  1. komunikasi resmi
  2. wacana teknis
  3. pembicaraan di depan khalayak ramai
  4. pembicaraan dengan orang yang dihormati

Sedangkan ragam nonformal tidak mutlak untuk menggunakan pemakaian kata baku.

Pemakaian ragam nonformal dan ragam formal

Ragam nonformal lisan dipakai untuk :

· Berbicara sehari-hari dirumah

· Bergunjing

· Bercerita

· Mengobrol

Ragam nonformal tulis dipakai untuk :

· Menulis surat kepada kerabat

· Menulis surat kepada teman

· Menulis surat kepada pacar

· Menulis catatan harian

Ragam formal lisan digunakan untuk :

· Berceramah ilmiah

· Berpidato resmi

· Berdiskusi formal

· Berdebat resmi

Ragam formal tulis dipakai untuk :

· Menulis surat resmi

· Menulis makalah, artikel

· Menulis proposal

· Menulis laporan formal

Sumber : http://google.com

http://wikipedia.co.id

finoza, Lamuddin.2008.Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa NonJurusan Bahasa.Jakarta : Diksi Insan Mulia.