Selasa, 22 Maret 2011

METODE PENGUMPULAN DATA

1. Metode Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si pewawancara dengan responden.

Menurut I.Djumhur dan Muh.Surya, 1985 Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung.

Jenis – jenis peertanyaan dalam wawancara :

· Pertanyaan Terbuka (Open – Ended): menggambarkan pilihan bagi orang yang diwawancarai untuk merespon.

· Pertanyaan Tertutup (Close – Ended) : membatasi respon yang diwawancarai. Contoh penggunaan dalam soal- soal pilihan ganda dalam ujian.

Kelebihan dari metode wawancara :

· Wawancara memberikan orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan terbuka terhadap pertanyaan- pertanyaan yang diajukan.

· Wawancara memungkinkan pewawancara untuk mengembangkan pertanyaan- pertanyaan sesuai dengan situasi yang berkembang saat wawancara berlangsung.

· Flexibility

Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada saat itu. Jika dia menginginkan informasi yang mendalam maka dapat melakukan “probing”. Demikian pula jika ingin memperoleh informasi tambahan, maka dia dapat mengajukan pertanyaan tambahan, bahkan jika suatu pertanyaan dianggap kurang tepat ditanyakan pada saat itu, maka dia dapat menundanya.

· Nonverbal Behavior

Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden.

· Question Order

Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga responden dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga responden dapat menjawab pertanyaan dengan baik.

· Respondent alone can answer

Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi benar oleh responden yang telah ditetapkan.

· Greater complexity of questionnaire

Kuesioner umumnya berisi pertanyaan yang mudah dijawab oleh responden. Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.

· Completeness

· Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan.

Kelemahan metode wawancara :

· Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama.

· Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia.

· Wawancara sangat mengganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.

· Interview Bias. Walau dilakukan secara tatap muka, namun kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa terjadi. Sering atribut (jenis kelamin, etnik, status sosial, jabatan, usia, pakaian, penampilan fisik, dsb) responden dan juga pewawancara mempengaruhi jawaban.

· Keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara dalam melakukan hubungan antar manusia (human relation).

· Wawancara tidak selalu tepat pada kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di lokasi-lokasi ribut dan ramai.

· Sangat tergantung pada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari subyek wawancara, yang mungkin menghambat ketelitian hasil wawancara.

· Jangkauan responden relatif kecil dan memakan waktu lebih lama dari pada angket dan biaya yang relatif yang lebih mahal.

2. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang berjalan.

3 jenis observasi :

· Observasi langsung : pengamatan terhadap objek asli penelitian di lapangan.

· Observasi tidak langsung : pengamatan dilakukan dengan memanfaatkan alat bantuan untuk merekam kejadian.

· Observasi partisipasi : pengamatan dilakukan dengan melibatkan peneliti secara langsung pada peristiwa/ objek yang diobservasi.

Kelebihan Metode Observasi :

· Memperoleh data yang lebih akurat, original dan terperinci.

· Peneliti dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan.

· Melalui observasi, penganalisa dapat mengidentifikasi kegiatan – kegiatan yang tidak tepat yang telah digambarkan oleh teknik pengumpulan data yang lain.

· Dapat memperoleh pengalaman langsung serta memilki pemahaman yang lebih baik tentang objek yang diobservasi.

Kelemahan Metode Observasi :

· Dalam hal menentukan objek, dimana dan objek mana yang harus diobservasi.

· Waktu, persiapan dan biaya juga merupakan kendala yang dihadapi.

· Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga akan melakukan pekerjaannya dengan tidak semestinya.

· Pekerjaan yang sedang diamati mungkin tidak mewakili suatu tingkat kesulitan pekerjaan tertentu atau kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu dilakukan atau volume-volume kegiatan tertentu.

· Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari biasanya dan sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.

3. Metode Kuesioner

Daftar pertanyaan (kuesioner) adalah suatu daftar yang berisi prtanyaan-pertanyaan untuk tujuan khusus yang memungkinkan seorang analis system untuk mengumpulkan data dan pendapat dari para responden yang telah dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudianakan dikirim kepada para responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat mereka.

Tipe Kuesioner :

· Kuesiner format bebas : berisi pertanyaan yang harus diidi oleh responden ditempat yang sudah disediakan.

· Kuesioner format pasti : kuesioner ini mempunyai beberapa bentuk pertanyaan, yaitu check-off, yes/no Question

Kelebihan Metode Kuesioner :

· Kuesioner baik untuk sumber data yang banyak dan tersebar.

· Kuesioner secara relatif lebih efisien untuk sumber data yang banyak.

· Karena kuesioner biasanya tidak mencantumkan identitas responden, maka hasilnya dapat lebih objektif.

· Dengan kuesioner responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa terkesan terpaksa.

· Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh, metode pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan kuesioner.

Kekurangan Metode Kuesioner :

· Kuesioner tidak menggaransi responden untuk menjawab pertanyaan dengan sepenuh hati.

· Kuesioner cenderung tidak fleksibel.

· Kuesioner yang lengkap sulit untuk dibuat.

· Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi karena kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden menjawab.Hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam teknik quisioner.

Sumber :

http://sevli074.wordpress.com/2009/01/25/teknik-pengumpulan-data/

http://www.scribd.com/doc/38307518/Metode-Pengumpulan-Data

Jumat, 18 Maret 2011

TAHAPAN DALAM MENULIS KARYA TULIS ILMIAH

1. PEMILIHAN TOPIK / POKOK BAHASAN

Topik adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Topik yang masih awal tersebut, selanjutnya dikembangkan dengan membuat cakupan yang lebih sempit atau lebih luas. Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan akan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupannya atas suatu permasalahan msih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.

Syarat topik yang baik :

a. Topik harus menarik perhatian penulis

Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

b. Diketahui oleh penulis

Penulis harus mengerti atau mengetahui meskipun baru prinsip-prinsip ilmiahnya.

c. Topik jangan terlalu baru,jangan terlalu teknis dan jangan terlalu controversial

d. Bermanfaat

Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis.

e. Topik jangan terlalu luas.

f. Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.

g. Topik yang dipilih harus yang menarik.

h. Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.

i. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.

j. Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. topik yang di pilih jangan terlalu baru.

k. Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.

2. PENGUMPULAN INFORMASI DAN BAHAN

Setelah melakukan tahap pemilihan topik, penulis melakukan tahap berikutnya mengumpulkan informasi dan bahan yang didapatkan dari berbagai media seperti media cetak, maupun media elektronik. Bahan –bahan yang dikumpulkan harus relevan dengan topik yang ditulis.

3. MERENCANAKAN KERANGKA PENULISAN

Wahab (1994:29) menyebutkan tiga alasan penulis perlu menyusun kerangka penulisan. Tiga alasan tersebut adalah:

(1) penyusunan kerangka dapat membantu penulis mengorganisasikan ide-idenya,

(2) penyusunan kerangka mempercepat proses penulisan,

(3) penyusunan kerangka dapat meningkatkan kualitas bahasa.

4. PENULISAN KARYA ILMIAH

Setelah kerangka penulisan karya ilmiah tersusun, langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengembangkan kerangka penulisan karya ilmiah tersebut menjadi paragraf-paragraf pengembangan. Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

· Pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.

· Kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang, yakni yang tidak mendukung ide pokok dalam paragraf).

· Setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan be berapa ide penjelas.

· Bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.

· Ejaan dan tanda baca harus diperhatikan

Ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.

5. PENYUNTINGAN, REVISI, DAN DRAF FINAL

Setelah kerangka dikembangkan menjadi beberapa paragraf dengan memperhatikan beberapa hal dalam pengembangannya, kegiatan berikutnya adalah penyuntingan. Penyuntingan ini dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri, dapat juga dengan bantuan orang lain. Proses penyuntingan ini meliputi beberapa unsur, yaitu:

(a) teknis penulisan (sistematika, ejaan, dan tanda baca)

(b) kalimat

(c) paragraf

(d) bahasa

(e) isi.

Setelah melalui proses penyuntingan ini, penulis mulai merevisi karya tulisnya. Pada akhirnya, draf final karya tulis ilmiah tersebut dapat disusun dan dipublikasikan.

6. MEMBANGUN BIBLIOGRAFI

Bibliografi berarti kegiatan teknis membuat deskripsi untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan, yang tersusun secara sistematik berupa daftar menurut aturan yang dikehendaki. Dengan demikian tujuan bibliofrafi adalah untuk mengetahui adanya suatu buku/pustaka atau sejumlah buku/pustaka yang pernah diterbitkan.

Unsur-Unsur Bibliografi dan Contoh Penulisannya
a. Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap.
b. Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
c. Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut.
d. Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.

Penyusunan Bibliografi
a. Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
b. Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan abjad.
c. Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
d. Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
e. Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.

Bagian-bagian Bibliografi

Suatu deskripsi bibliografi biasanya terdiri dari :
Judul : berisi judul artikel atau judul buku yang akan dideskripsikan
• Kepengarangan : berisi nama pengarang perorangan atau pengarang badan korporasi.
• Sumber : berisi judul jurnal, judul prosiding, atau judul buku dimana informasi tersebut berada.

Data terbitan (impresium): berisi data tentang kota terbit, nama terbit, dan tahun terbit
• Keterangan fisik buku (kolasi), yang berisi halaman lokasi artikel ditemukan.
• Keterangan informasi, seperti kata kunci dan abstrak
• Keterangan tambahan , seperti lokasi rak penyimpanan, kode call number,
perpustakaan pemilik bahan pustaka, dan sebagainya

Manfaat Bibliografi

Pencatatan informasi mengenai koleksi perpustakaan dalam bentuk bibliografi dilakukan dengan berbagai alasan antara lain:
• Jumlah koleksi perpustakaan yang semakin meningkat bentuk dan bidang kajiannya
• Kebutuhan informasi para pengguna yang semakin beragam dan meningkat jumlahnya
• Upaya untuk meningkatkan kualitas layanan penelusuran informasi yang cepat dan tepat

SUMBER :

http://id.wikipedia.org/wiki/Topik

http://gustiayumade.wordpress.com/2010/10/16/syarat-topik-judul-dan-tema/

http://kolom-biografi.blogspot.com/2010/05/pengertian-bibliografi-dan-manfaatnya.html

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2060113-langkah-langkah-penulisan-kti/

Jumat, 11 Maret 2011

METODE ILMIAH


Pengertian

Proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Menurut Almadk (1939) “metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran”. Sedangkan Ostle (1975) “metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi”.

Kriteria Metode Ilmiah

1. Berdasarkan Fakta

Keterangan – keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan dianalisa haruslah berdasarkan fakta – fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasarkan pada daya khayal, kira – kira, legenda – legenda atau kegiatan yang sejenisnya.

2. Bebas dari Prasangka

Pertimbangan yang subjektif. Menggunakan suatu fakta harus dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.

3. Menggunakan Prinsip Analisa

Dalam memahami serta memberi arti dari fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip – prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab – akibat serta pemecahannya dengan dengan analisa yang logis.

4. Menggunakan Hipotesa

Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berfikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk memecahkan persoalan serta memadu jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.

5. Menggunakan Ukuran yang objektif

Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa – rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan – pertimbangan harus dibuat secara objektifdan dengan menggunakan pikiran yang waras.

6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi

Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk atribut – atribut yang tidak dapat dikuantifikasikan.

Tujuan Metode Ilmiah

mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.

Sumber :

http://www.aguschandra.com/2010/10/metode-ilmiah/

http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah